Materi Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti Siswa Pada Kurikulum Merdeka
Salam dan bahagia pembaca. Sahabat SekolahMu, pada kesempatan kali ini Admin ingin membagikan informasi tentang Materi Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti Siswa Pada Kurikulum Merdeka.
Materi 5 Mendidik dan Melatih Kecerdasan Budi Pekerti
Pada modul/sesi ini kita akan mencoba lebih memahami murid sebagai individu yang utuh dengan segala latar belakang serta upaya apa yang bisa Ibu dan Bapak Guru bisa bantu dalam proses belajar mereka
Menumbuhkan Budi Pekerti bersama Ki Hajar Dewantara
Contoh real-nya seperti ini. Apakah Anda pernah diserobot orang dalam sebuah antrian? Pernahkah Anda menyaksikan seseorang yang meludah sembarangan? Membuang sampah sembarangan? Jika jawabannya “ya” berarti ada yang kurang dalam pendidikan yang kita terima selama ini. Mungkin para pendidik sudah memberikan hal tersebut tetapi tidak menjadi sebuah value-nilai yang diyakini. Hanya berhenti pada tataran pengetahuan atau informasi saja. Untuk menjadi sebuah value ia harus dibiasakan. Jika kita mendidik anak untuk tertib antri, membuang sampah pada tempatnya tentu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang secara terus menerus dilakukan akan membentuk kebudayaan.
Pemikiran KHD sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini. Pendidikan yang tidak sekadar mementingkan kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik. Tidak hanya mengejar deretan angka tetapi juga kedalaman budi. Pendidikan yang tidak berorientasi pada hasil melainkan proses pendidikan itu sendiri.
Budi adalah ranah batin yang meliputi tri sakti yaitu pikiran, rasa, dan kemauan. Kita lebih sering mendengarnya sebagai cipta, rasa, dan karsa. Pekerti adalah ranah lahir yang mewujud tenaga. Dengan kata lain, budi pekerti merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kemauan (budi) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti).
Kecerdasan berpikir murid harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak murid yang tidak hanya diberntuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan lingkungannya. VIdeo ini mengajak kita memahami bagaimana watak atau budi pekerti diasah dan dilatihkan ke murid.
Teori Konvergensi dan Pengaruh Pendidikan
Aliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran nativisme dengan empirisme, aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang.
Paham konvergensi ini berpendapat, bahwa didalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu,akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.
Karena itu teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu titik).
Jadi menurut teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin dilaksanakan.
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan
KHD tidak serta merta menggunakan teori-teori barat dalam pendidikan nasional. Beliau dengan cermat mengiidentifikasi teori-teori yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Video ini mengajak kita belajar bersama bagaimana Ki Hadjar Dewantara menggunakan teori konvergensi dan pengaruhnya terhadap sistem pendidikan nasional.